Beranda | Artikel
Hadits Arbain Ke 42 - Tiga Hal Yang Bisa Menghapuskan Dosa
Kamis, 30 Juni 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Anas Burhanuddin

Hadits Arbain Ke 42 – Tiga Hal Yang Bisa Menghapuskan Dosa merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah (الأربعون النووية) atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi Rahimahullahu Ta’ala. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 28 Dzul Qa’dah 1443 H / 28 Juni 2022 M.

Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi

Status program kajian Hadits Arbain Nawawi: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 16:30 - 18:00 WIB.

Download juga kajian sebelumnya: Hadits Arbain Ke 41 – Kesempurnaan Iman

Kajian Hadits Arbain Ke 42 – Tiga Hal Yang Bisa Menghapuskan Dosa

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي. يَا ابْنَ آدَمَ! لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ. يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, Beliau mengatakan, saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam, selagi engkau berdoa kepadaKu dan berharap kepadaKu, maka Aku akan ampuni dosa-dosamu sebanyak apapun itu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, kalau seandainya dosa-dosamu setinggi langit kemudian engkau beristighfar kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosa itu untukmu. Wahai anak Adam, kalau seandainya engkau datang kepadaKu dengan sepenuh bumi kesalahan kemudian engkau datang kepadaKu dalam keadaan tidak berbuat syirik kepadaKu dengan sesuatupun, maka Aku akan mendatangimu dengan sepenuh bumi ampunan.`” (HR. Tirmidzi, beliau mengatakan hadits hasan.)

Dalam hadits qudsi ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ada tiga hal yang bisa menghapuskan dosa seorang hamba. Tentunya kita semuanya sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lepas dari dosa-dosa. Maka satu hal yang sangat penting bagi umat Islam adalah memikirkan bagaimana agar dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada hadits yang ke-18 Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwasanya salah satu sebab penghapusan dosa adalah mengikuti keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskan keburukan itu.

Lihat: Hadits Arbain ke 18 – Hadits Tentang Takwa

Dihapuskan dosa artinya adalah dimaafkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah tidak menghisabnya dari kita, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari akibat buruk dosa itu.

Maka hadits qudsi ini menambahkan tiga hal lagi yang bisa kita lakukan agar diampuni dosa-dosa kita oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tiga hal tersebut adalah

Tetap berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak putus harapan

Menit ke-7:37 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi ini: “Wahai anak Adam, selagi engkau berdoa kepadaKu, selagi engkau berharap kepadaKu, maka niscaya Aku akan ampuni kesalahanmu sebanyak apapun itu, dan Aku tidak peduli.”

Allahu akbar.. Allah menegaskan bahwasannya sebanyak apapun dosa kita Allah akan ampuni, Allah tidak peduli sebesar dan sebanyak apapun dosa itu. Syaratnya adalah kita terus berdoa dan berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka sebesar apapun dosa, hendaknya kita senantiasa berharap ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Menit ke-16:51 Istighfar adalah doa khusus. Yakni doa meminta agar kita diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maghfirah artinya adalah Allah memaafkan kita, Allah tidak menghisap kita dengan kesalahan tersebut, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dampak buruk maksiat yang sudah kita lakukan itu. Jadi saat istighfar kita meminta kepada Allah agar Allah mengampuni kita. Sehingga dosa tersebut dimaafkan, ditutup, tidak dihisab dan kita dilindungi dari dampak buruknya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi yang agung ini: “Wahai anak Adam, kalau seandainya dosa-dosamu setinggi langit kemudian engkau beristighfar kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosa itu untukmu.”

Terkadang seorang hamba saking jatuhnya dalam kesalahan dan maksiat dia merasa rendah diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagian hamba Allah digoda oleh setan, dihalangi untuk taubat, dihalangi untuk beristighfar, dengan mengatakan “engkau sangat kotor dan rendah maka engkau tidak pantas untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Seorang muslim yang paham agamanya dengan baik tidak akan tergoda dengan retorika setan seperti itu. Dia tahu bahwasanya Allah akan mengampuni dosa-dosanya sebanyak apapun dosa-dosa itu. Bahkan kalau seandainya mencapai setinggi langit, bahkan kalau seandainya itu sepenuh bumi, sebanyak apapun itu Allah tidak peduli. Maka ketika salah dia segera memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang sifat orang-orang yang bertakwa:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ …

“Orang-orang bertakwa itu adalah orang-orang yang jika jatuh dalam perkara keji atau mendzalimi diri, mereka segera ingat Allah dan beristighfar kepadaNya.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 135)

Jadi orang-orang yang bertakwa bukanlah orang yang sama sekali tidak pernah berbuat dosa. Mereka juga berbuat dosa, bahkan menurut ayat ini terkadang mereka jatuh dalam perkara keji (dosa besar). Atau terkadang mereka jatuh dalam kedzaliman terhadap diri sendiri (dosa-dosa kecil). Yang membedakan mereka dari orang-orang yang buruk adalah orang-orang yang fasik ini kalau jatuh dalam maksiat dan kesalahan kerasan (betah) terjerembab di sana. Mereka merasa diri kotor sehingga tidak pantas berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah orang-orang fasik.

Adapun orang-orang yang bertakwa ketika mereka sudah berusaha taat ternyata masih jatuh juga dalam kesalahan, yang membedakan mereka adalah segera ingat Allah kemudian beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tauhid dan Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Menit ke-33:03 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di akhir hadits qudsi ini: “Wahai anak Adam kalau seandainya engkau datang kepadaKu dengan sepenuh bumi dosa, kemudian engkau datang kepadaKu dalam keadaan engkau tidak berbuat syirik kepadaKu dengan sesuatupun, maka Aku akan datang kepadamu dengan sepenuh bumi ampunan.”

Kalau seandainya seorang hamba memiliki sepenuh bumi dosa, saking banyaknya dosanya maka dari ujung ke ujung ke ujung bumi ini dipenuhi dengan dosa-dosa. Allah berjanji akan mendatangkan sepenuh bumi ampunan. Allahu akbar.

Bagaimana caranya? Syaratnya adalah dengan datang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sama sekali.

Maka ini harus menjadi cita-cita seorang mukmin. Hadits ini harus menginspirasi setiap muslim. Dia harus berusaha tidak dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali diatas keadaan tauhid. Jangan sampai berbuat syirik, apalagi meregang nyawa dalam keadaan berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan bahwasanya tauhid adalah sebab yang paling agung untuk pengampunan dosa. Kalau seorang datang kepada Allah dengan tauhid saat dia dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia sudah membawa tiket yang paling istimewa, penyebab ampunan dosa yang paling besar. Karena tauhid adalah intisari ajaran agama Islam, bahkan ajaran semua Nabi.

Maka hadits ini menegaskan bahwasanya kalau seorang hamba wafat diatas tauhid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meskipun dosa itu sepenuh bumi.

Inilah keutamaan tauhid yang juga ditegaskan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Al-An’am ayat 82:

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman, maka mereka akan mendapatkan keamanan dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-An’am[6]: )

Saat mendengar ayat ini para sahabat merasa berat. Syaratnya sangat berat. Karena untuk bisa selamat dunia dan akhirat, agar bisa mendapatkan hidayah, seseorang disyaratkan harus yang beriman kemudian tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman. Siapa di antara kita yang tidak pernah mendzalimi dirinya sendiri? Ini adalah pemahaman para sahabat ketika mendengar ayat ini. Tapi kemudian pemahaman itu diluruskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud bukanlah kedzaliman secara mutlak, tapi maksudnya adalah kedzaliman akbar, yaitu berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Hadits Arbain Ke 42 – Tiga Hal Yang Bisa Menghapuskan Dosa


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51860-hadits-arbain-ke-42-tiga-hal-yang-bisa-menghapuskan-dosa/